Di masa pandemi COVID-19, petani Desa Sawakung, Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan melakukan panen kedelai. Rata-rata hasil panen bisa dsekitar 2 ton kedelai per hektar.
Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Takalar Rustam Bostan mengatakan harga kedelai lokal di Takalar tahun ini cenderung meningkat dibanding tahun lalu. Harga kedelai saat ini Rp6500-Rp6700 per kilogram lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya Rp4500 per kilogram.
Menurut dia, petani sangat tertolong dengan kenaikan harga kedelai lokal. Apalagi jumlah produksi petani kedelai tahun ini juga meningkat yaitu 85 hektar. lahan seluas itu digarap enam kelompok tani.
"Saat harga jagung anjlok, Alhamdulillah kita tertolong dengan harga kedelai, ada sedikit angin segar di tengah pandemi ini," ujar Rustam.
Meski begitu, Rustam mengatakan petani masih sulit mendapatkan pupuk dan bibit kedelai berkualitas. Dia khawatir jika pupuk subsidi tidak juga tersedia akan membuat hasil produksi petani turun atau bahkan terancam gagal panen. Untuk saat ini, pihaknya mengimbau seluruh petani di Takalar untuk menggunakan pupuk organik atau menggunakan pupuk non subsidi.
"Jadi kita kembali menggunakan pupuk organik sambil menunggu kuota tambahan. Ini sekaligus bisa memperbaiki kembali struktur tanah dan unsur hara dalam tanah," katanya.
Selain pupuk, maslah lain yang dikhawatirkan petani adalah masih terbatasnya pengairan.
"Pupuk yang bagus sangat langka. Bibit bantuan dari pemerintah sering asal, kurang bagus, selalu tidak bermutu. Rata-rata petani tanam kedelai dari benih dan pupuk yang mereka beli sendiri dan itu harganya mahal," kata Rustam.
- Tag : Pemerintah
- Penulis : Netmedia
- Editor : Netmedia
- Foto By : Netmedia